Kata waterproof selalu dihubungkan dengan bagian luar atau kulit luar, bisa berupa pembungkus pakaian dan banyak lagi. Secara fungsional, waterproof harus menjadi pelindung atau penahan air agar benda yang dilindunginya tidak basah.
Bagi para pegiat di alam terbuka, pemakaian bahan-bahan yang waterproof merupakan kebutuhan pokok, mulai dari ransel, tenda, sampai jas hujan dan sepatu. Bisa dibayangkan apabila barang-barang tadi tidak memakai bahan-bahan yang waterproof, mungkin kita hanya mampu berjalan satu atau dua hari saja.
Dalam tulisan ini akan dibahas tentang ragam pelapis (coating) yang mampu membuat kain bisa jadi waterproof dan lebih khusus lagi pembahasan mengenai jaket yang waterproof. Pemakaian jaket selain membuat tubuh jadi hangat, juga bisa menahan air (waterproof) pada saat hujan dan mampu melindungi tubuh dari terpaan angin (windproof), sehingga kita mampu melakukan kegiatan lebih lama lagi. Jaket yang waterproof pasti windproof, tapi yang windproof belum tentu waterproof. Sayangnya, jaket yang windproof atau waterproof saja belumlah cukup, karena panas tubuh yang dikeluarkan oleh pemakai akan menjalar ke seluruh permukaan tubuh yang tertutup jaket, dampaknya terjadilah penguapan (condensation). Jika penguapan ini berlangsung lama, maka pakain kita akan basah dan tidak nyaman.
Untuk menanggulangi terjadinya penguapan, para produsen mulai memikirkan cara lain, yaitu dilapisi oleh cairan yg bisa membuat pori-pori pada saat terjadi penguapan, atau istilahnya kain itu bisa bernafas (breathable). Pori-pori tersebut akan membuka pada saat pemakai jaket sudah merasa ada peningkatan suhu jika dibandingkan pada saat diam. Jadi uap panas tadi akan keluar melalui pori-pori tersebut, sehingga proses penguapan tidak sempat terjadi. Keistimewaan cairan yang akan mengeringkan dan menyerupai membran ini adalah butiran air atau terpaan angin tidak bisa masuk. Jadi, itulah jaket yang baik bagi pegiat di alam terbuka dan bisa juga dipakai oleh pengendara sepeda motor, yaitu jaket yang waterproof-windproof-breathable.
Berikut akan dijelaskan beberapa jenis pelapis (coating) yang mampu berfungsi sebagai waterproof-windproof-breathable.
NEOPRENE COATED
Cairan karet yang akan melapisi bagian dalam kain ini mempunyai daya kedap air yang sangat tinggi dan kuat. Pelapis ini lebih dikenal dengan nama “Rubber Coating”, sifatnya sangat waterproof dan bahan karet ini menjadikan kain bertambah berat serta mempercepat tejadinya kondensasi, sehingga tidak cocok untuk jaket, baik untuk dijadikan ponco atau tarp/ply sheet.
POLYURETHANE COATED
Biasa dikenal dengan P.U Coating. Jika salah satu permukaan kain dilapisi cairan kimia polyurethane, maka akan menjadikan kain ini waterproof dan windproof, tapi tidak breathable. Dengan demikian kondensasi masih tetap akan terjadi. Berbeda dengan Rubber Coating, kain yag diberi P.U Coating lebih ringan. Jika dijadikan rain coat, hanya cocok untuk menghadapi cuaca hujan rintik-rintik di musim panas.
E.X.E.A.T
Coating ini terbuat dari bahan cairan kimia Hydrophilic. Peleburan yang berulang-ulang dengan cairan ini akan menghasilkan kain yang waterproof dan breathable.
HYDRO-DRY
Coating yang menggunakan cairan kimia ini hampir sama dengan EXEAT, yaitu menjadikan kain waterproof dan breathable. Tetapi berdasarkan berat kainnya, HYDRO-DRY membaginya dalam 3 kategori pemakaian, yaitu :
Terrain, biasa digunakan pada bahan Nylon Polyamide, baik yang Ripstop maupun anyaman biasa.
Endura, coating ini biasa dipakai pada bahan yang mengandung 100% Tactel Microfibre yang sangat kuat dan tahan sobek, tanpa batas tertentu.
Momentum, biasa digunakan pada bahan Polyester. Coating ini menawarkan keunggulan manfaat yang luar biasa, seperti praktis dalam pengepakan, tidak berisik dan mempunyai kekuatan yang sangat baik.
LOWEALPINE TRIPLE POINT CERAMIC
Suatu pengembangan yang luar biasa, Polyurethane Coating dicampur dengan jutaan partikel keramik, sehingga dapat menjadi benteng penghalang bagi pori-pori kain. Komposisi ini mampu menghasilkan kain yang bisa mengeluarkan uap panas dari tubuh si pemakai, tapi air dari luar tidak bisa masuk, terlebih bagian luarnya dilabur lagi dengan Durable Water Repellecy (DWR). Berbeda dengan membran lainnya yang hanya dilabur pada permukaan kainnya saja, Triple Point Ceramic sifatnya mengikat pada setiap anyaman benang secara langsung, sehingga lapisan tersebut tidak cepat rusak atau luntur, baik pada bagian siku atau bahu.
GORE-TEX
Setelah berpengalaman selama 30 tahun lebih dalam menangani masalah kain waterproof dan breathable, Gore-tex tetap menjadi nomor satu di dunia. Lapisan film yang ditebar pada salah satu permukaan kain ini terbuat dari bahan Poly Tetra Fluro Ethylene (PTFE). Kombinasi kimia yang rumit ini akan mengembang setelah terkena udara, sehingga akan menghasilkan Microporous Membrane dengan sembilan juta pori-pori pada setiap inci perseginya. Setiap pori-pori bersifat 700 kali lebih besar dari molekul uap air, tetapi 20.000 kali lebih kecil dari butiran tetesan air (hujan, dan sebagainya).
Bagian kedua dari Gore-tex ini adalah polyakylene oxide, sebuah bahan yang bersifat oleophobic (oil hating) dan tahan terhadap pengaruh kontaminasi. Bahan ini bisa menjadikan kain yang Hydrophilic / Hydrophobic bisa menahan dan melepas air, contohnya : lapisan Hydrophilic pada bagian dalam mengeluarkan air ke bagian luar bahan, kemudian menangkisnya melalui lapisan Hydrophobic. Sedangkan lapisan Hydrophobic ini membantu proses anti air (waterproof), yang akan menjadikan air bergumpal seperti manik-manik yang menebar pada permukaan kain, sehingga mudah mengalir tanpa merembes ke kain utama. Sistem ini yang ikut membantu terjadinya proses pernafasan (Breathability). Ada kelamahan dari bahan Gore-tex ini, yaitu umurnya pendek, sehingga perlu dilapisi berulang-ulang, kalau tidak, sudah pasti akan mengurangi tingkat breathability-nya.
Lapisan PTFE pada Gore-tex sangat tipis dan lembut, sehingga dibutuhkan lapisan pelindung (layer) supaya tidak mudah rusak dan menambah kuat terhadap friksi / gesekan dari kulit yang ditimbulkan oleh si pemakai. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam pemakaiannya Gore-tex membaginya dalam kategori :
3-Ply Garment
Komposisi ini menghasilkan kain menjadi tiga lapis, yaitu kain dasar dilapis dengan PTFE, kemudian dilapis lagi dengan Nylon yang lembut.
2-Ply Garment
Proses pembuatan lapisan pertama dan kedua (kain dasar+PTFE), sama seperti 3-Ply Garment, tapi pada kain jenis ini tidak diberi lagi Nylon yang lembut sebagai pelindung yang melekat pada membran PTFE, melainkan terpisah, bisa memaki Nylon Mesh atau bahan tipis (puring). 2-Ply Garment biasanya dipakai pada jaket-jaket untuk kegiatan yang bersita bergerak cepat, seperti ski es atau lari lintas bukit, karena uap panas yang dikeluarkan oleh tubuh akan cepat keluar melalui pori-pori membran dari kain dasar. Sedangkan 3-Ply Garment lebih cocok untuk kegiatan pendakian gunung di atas 8.000 meter atau untuk penjelajahan di padang es Antartika.
Setelah kita mendapatkan kain yang waterproof, windproof dan breathable, ternyata kita belum aman dari rembesan air hujan. Setiap tindik jahitan akan mengakibatkan kebocoran (konalisasi), cara penanggulangannya yaitu dengan ditutup pelapis dari bahan plastik (seam sealing), sehingga air apapun tidak akan merembes lagi melalui jahitan tersebut.
Technical Rainsuit
Technical Rainsuit yang layak digunakan untuk daerah tropis. Dengan menggunakan bahan Nylon Ripstop yang bagian dalamnya dilabur dengan Microporous Membrane, menjadikan bahan ini breathable. Sedangkan bagian luarnya diberi Coating Water Repellence, menjadikan kainnya kedap air. Untuk setiap jahitannya selalu ditutup dengan teknologi seam sealing, guna mengantisipasi kebocoran dari setiap jahitannya.
Bagi para pegiat di alam terbuka, pemakaian bahan-bahan yang waterproof merupakan kebutuhan pokok, mulai dari ransel, tenda, sampai jas hujan dan sepatu. Bisa dibayangkan apabila barang-barang tadi tidak memakai bahan-bahan yang waterproof, mungkin kita hanya mampu berjalan satu atau dua hari saja.
Dalam tulisan ini akan dibahas tentang ragam pelapis (coating) yang mampu membuat kain bisa jadi waterproof dan lebih khusus lagi pembahasan mengenai jaket yang waterproof. Pemakaian jaket selain membuat tubuh jadi hangat, juga bisa menahan air (waterproof) pada saat hujan dan mampu melindungi tubuh dari terpaan angin (windproof), sehingga kita mampu melakukan kegiatan lebih lama lagi. Jaket yang waterproof pasti windproof, tapi yang windproof belum tentu waterproof. Sayangnya, jaket yang windproof atau waterproof saja belumlah cukup, karena panas tubuh yang dikeluarkan oleh pemakai akan menjalar ke seluruh permukaan tubuh yang tertutup jaket, dampaknya terjadilah penguapan (condensation). Jika penguapan ini berlangsung lama, maka pakain kita akan basah dan tidak nyaman.
Untuk menanggulangi terjadinya penguapan, para produsen mulai memikirkan cara lain, yaitu dilapisi oleh cairan yg bisa membuat pori-pori pada saat terjadi penguapan, atau istilahnya kain itu bisa bernafas (breathable). Pori-pori tersebut akan membuka pada saat pemakai jaket sudah merasa ada peningkatan suhu jika dibandingkan pada saat diam. Jadi uap panas tadi akan keluar melalui pori-pori tersebut, sehingga proses penguapan tidak sempat terjadi. Keistimewaan cairan yang akan mengeringkan dan menyerupai membran ini adalah butiran air atau terpaan angin tidak bisa masuk. Jadi, itulah jaket yang baik bagi pegiat di alam terbuka dan bisa juga dipakai oleh pengendara sepeda motor, yaitu jaket yang waterproof-windproof-breathable.
Berikut akan dijelaskan beberapa jenis pelapis (coating) yang mampu berfungsi sebagai waterproof-windproof-breathable.
NEOPRENE COATED
Cairan karet yang akan melapisi bagian dalam kain ini mempunyai daya kedap air yang sangat tinggi dan kuat. Pelapis ini lebih dikenal dengan nama “Rubber Coating”, sifatnya sangat waterproof dan bahan karet ini menjadikan kain bertambah berat serta mempercepat tejadinya kondensasi, sehingga tidak cocok untuk jaket, baik untuk dijadikan ponco atau tarp/ply sheet.
POLYURETHANE COATED
Biasa dikenal dengan P.U Coating. Jika salah satu permukaan kain dilapisi cairan kimia polyurethane, maka akan menjadikan kain ini waterproof dan windproof, tapi tidak breathable. Dengan demikian kondensasi masih tetap akan terjadi. Berbeda dengan Rubber Coating, kain yag diberi P.U Coating lebih ringan. Jika dijadikan rain coat, hanya cocok untuk menghadapi cuaca hujan rintik-rintik di musim panas.
E.X.E.A.T
Coating ini terbuat dari bahan cairan kimia Hydrophilic. Peleburan yang berulang-ulang dengan cairan ini akan menghasilkan kain yang waterproof dan breathable.
HYDRO-DRY
Coating yang menggunakan cairan kimia ini hampir sama dengan EXEAT, yaitu menjadikan kain waterproof dan breathable. Tetapi berdasarkan berat kainnya, HYDRO-DRY membaginya dalam 3 kategori pemakaian, yaitu :
Terrain, biasa digunakan pada bahan Nylon Polyamide, baik yang Ripstop maupun anyaman biasa.
Endura, coating ini biasa dipakai pada bahan yang mengandung 100% Tactel Microfibre yang sangat kuat dan tahan sobek, tanpa batas tertentu.
Momentum, biasa digunakan pada bahan Polyester. Coating ini menawarkan keunggulan manfaat yang luar biasa, seperti praktis dalam pengepakan, tidak berisik dan mempunyai kekuatan yang sangat baik.
LOWEALPINE TRIPLE POINT CERAMIC
Suatu pengembangan yang luar biasa, Polyurethane Coating dicampur dengan jutaan partikel keramik, sehingga dapat menjadi benteng penghalang bagi pori-pori kain. Komposisi ini mampu menghasilkan kain yang bisa mengeluarkan uap panas dari tubuh si pemakai, tapi air dari luar tidak bisa masuk, terlebih bagian luarnya dilabur lagi dengan Durable Water Repellecy (DWR). Berbeda dengan membran lainnya yang hanya dilabur pada permukaan kainnya saja, Triple Point Ceramic sifatnya mengikat pada setiap anyaman benang secara langsung, sehingga lapisan tersebut tidak cepat rusak atau luntur, baik pada bagian siku atau bahu.
GORE-TEX
Setelah berpengalaman selama 30 tahun lebih dalam menangani masalah kain waterproof dan breathable, Gore-tex tetap menjadi nomor satu di dunia. Lapisan film yang ditebar pada salah satu permukaan kain ini terbuat dari bahan Poly Tetra Fluro Ethylene (PTFE). Kombinasi kimia yang rumit ini akan mengembang setelah terkena udara, sehingga akan menghasilkan Microporous Membrane dengan sembilan juta pori-pori pada setiap inci perseginya. Setiap pori-pori bersifat 700 kali lebih besar dari molekul uap air, tetapi 20.000 kali lebih kecil dari butiran tetesan air (hujan, dan sebagainya).
Bagian kedua dari Gore-tex ini adalah polyakylene oxide, sebuah bahan yang bersifat oleophobic (oil hating) dan tahan terhadap pengaruh kontaminasi. Bahan ini bisa menjadikan kain yang Hydrophilic / Hydrophobic bisa menahan dan melepas air, contohnya : lapisan Hydrophilic pada bagian dalam mengeluarkan air ke bagian luar bahan, kemudian menangkisnya melalui lapisan Hydrophobic. Sedangkan lapisan Hydrophobic ini membantu proses anti air (waterproof), yang akan menjadikan air bergumpal seperti manik-manik yang menebar pada permukaan kain, sehingga mudah mengalir tanpa merembes ke kain utama. Sistem ini yang ikut membantu terjadinya proses pernafasan (Breathability). Ada kelamahan dari bahan Gore-tex ini, yaitu umurnya pendek, sehingga perlu dilapisi berulang-ulang, kalau tidak, sudah pasti akan mengurangi tingkat breathability-nya.
Lapisan PTFE pada Gore-tex sangat tipis dan lembut, sehingga dibutuhkan lapisan pelindung (layer) supaya tidak mudah rusak dan menambah kuat terhadap friksi / gesekan dari kulit yang ditimbulkan oleh si pemakai. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam pemakaiannya Gore-tex membaginya dalam kategori :
3-Ply Garment
Komposisi ini menghasilkan kain menjadi tiga lapis, yaitu kain dasar dilapis dengan PTFE, kemudian dilapis lagi dengan Nylon yang lembut.
2-Ply Garment
Proses pembuatan lapisan pertama dan kedua (kain dasar+PTFE), sama seperti 3-Ply Garment, tapi pada kain jenis ini tidak diberi lagi Nylon yang lembut sebagai pelindung yang melekat pada membran PTFE, melainkan terpisah, bisa memaki Nylon Mesh atau bahan tipis (puring). 2-Ply Garment biasanya dipakai pada jaket-jaket untuk kegiatan yang bersita bergerak cepat, seperti ski es atau lari lintas bukit, karena uap panas yang dikeluarkan oleh tubuh akan cepat keluar melalui pori-pori membran dari kain dasar. Sedangkan 3-Ply Garment lebih cocok untuk kegiatan pendakian gunung di atas 8.000 meter atau untuk penjelajahan di padang es Antartika.
Setelah kita mendapatkan kain yang waterproof, windproof dan breathable, ternyata kita belum aman dari rembesan air hujan. Setiap tindik jahitan akan mengakibatkan kebocoran (konalisasi), cara penanggulangannya yaitu dengan ditutup pelapis dari bahan plastik (seam sealing), sehingga air apapun tidak akan merembes lagi melalui jahitan tersebut.
Technical Rainsuit
Technical Rainsuit yang layak digunakan untuk daerah tropis. Dengan menggunakan bahan Nylon Ripstop yang bagian dalamnya dilabur dengan Microporous Membrane, menjadikan bahan ini breathable. Sedangkan bagian luarnya diberi Coating Water Repellence, menjadikan kainnya kedap air. Untuk setiap jahitannya selalu ditutup dengan teknologi seam sealing, guna mengantisipasi kebocoran dari setiap jahitannya.
Related Post:
Mp3 Download
1 komentar:
oh. saya baru tau waterprof anti air. thanks infonya. saya ranggi. salam sahabat.
Post a Comment